Minggu, 20 Agustus 2023 Dosen dan Mahasiswa STIT Ahlussunnah Bukittinggi mengadakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dengan mengundang peserta dari Guru-guru MDTA/TPQ se-kecamatan IV Koto Kabupaten Agam. Acara ini juga mengundang wali nagari Tabek Sarojo, Kepala Kantor Agama, dan Camat kecamatan IV Koto Kabupaten Agam sekaligus penandatanganan MOU. Acara ini diangkat dalam bentuk workshop yang bertemakan Peningkatan profesionalisme guru MDTA/TPQ se-kecamatan IV Koto Kabupaten Agam bertujuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru-guru dan lembaga MDTA/TPQ  yang dihadiri oleh 27 orang guru dari 13 MDTA/TPQ sekecamatan IV Koto dengan mengundang 2 orang guru perMDTA/TPQ. Acara ini diawali dengan pembukaan dari protokol yang bernama Nurul Amalia dan pembacaan ayat suci Al-qur’an oleh Rivaldo yang merupakan mahasiswa dari STIT Ahlussunnah, kemudian laporan kegiatan dari ketua panitia yaitu Bapak Eka Eramahi, Lc., M. A serta kata sambutan dari Wali Nagari Bapak Nasdi Azid, S.H, kata sambutan dari Camat diwakili oleh Bapak Anton Vazen, S.Kep., M.M, setelah itu pembukaan secara resmi oleh Ketua STIT Ahlussunnah yaitu Ibu Dr. Yosi Aryanti, M. A. Setelah pembukaan, acara diserahkan kepada moderator yaitu Dr. Anita Indria, M. A.

Inti acara dimulai dengan dua orang narasumber, narasumber pertama Ibu Dr. Elvi Rahmi, M. A menjelaskan tentang Manajemen Pengelolaan MDTA/TPQ, narasumber kedua Bapak Irfan Rahman, Lc., menjelaskan tentang Metode Aljawarih. Narasumber menjelaskan materi menggunakan power poin yang dapat dipahami oleh peserta dengan baik. Narasumber pertama menyampaikan bahwa manajemen dalam pengelolaan MDTA/TPQ melingkupi empath al yaitu POAC. Planning yaitu perencanaan yang matang dilakukan oleh guru dan tiap-tiap sumber daya manusia yang berada dilingkungan MDTA/TPQ, Organizing yaitu melaksanakan tugas sesuai dengan fungsinya masing-masing, Actuating yaitu Tindakan dalam melakukan suatu pekerjaan, dan Controlling yaitu adanya evaluasi setiap pekerjaan yang telah dilakukan pada Lembaga. 

Narasumber kedua menyampaikan bahwa ada beberapa langkah yang harus dilakukan agar peserta didik dapat menghafal dengan cara cepat dan mudah. Cara ini disebut dengan istilah Metode Al-Jawarih yaitu cara menghapal al-qur’an dengan modalitas audio, visual, dan kinestetik. Penjelasan materi tentang metode ini disampaikan dengan detail oleh narasumber sehingga sangat menarik oleh para peserta untuk dapat mengajarkan cara ini kepada peserta didik mereka. Terlihat dari wajah-wajah peserta dan semangatnya dalam mengikuti penjelasan narasumber yang diakhiri dengan tanya jawab. Waktu yang tersedia tidak mencukupi karena banyaknya pertanyaan dari peserta, sehingga acara dengan terpaksa diakhiri dengan permintaan dari peserta agar acara workshop diadakan Kembali. (tim_humas)